Cerita ini adalah kisah perjalanan ku dengan rekan kerja ke Jakarta
dalam rangka Konsultasi Tentang Vertikalisasi Lembaga Badan Narkotika
Nasional di Daerah dan kami mewakili Kota Binjai.
Dimulai pada tanggal 18 Oktober
2001 tepat pada pukul 17.45, kami bertemu di Bandara Polonia Medan untuk
check in keberangkatan. Karena adanya keterlambatan akhirnya pesawat
take off pukul 19.45.
[Ngomong-ngomong
ne pertama kalinya diriku naik pesawat. hehehehe. Sebenarnya kedua kali
tetapi yang pertama dulu naik pesawat AURI Herlecus eh... Hercules
tahun 2003].
Kami tiba di Bandara Soeta pukul
21.45 dan langsung aja cari bus. Untung ada bang Harry yang pernah lama
tinggal di Jakarta dan sekaligus mertuanya tinggal di Jakarta, jadi
kami nggak kesulitan untuk mencari penginapan. Akhirnya kami tiba di
hotel didaerah Cempaka Putih hampir pukul 23 lah. Langsung check in.
Saat itu kami dah pada laper. Setelah selesai membereskan perlengkapan kami pergi cari makan malam.
Aku makan nasi soto... wuih ternyata sotonya garam semua.... asiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin kali coy.
Keeseokan harinya kami berangkat
menuju Kantor Badan Narkotika Nasional di Cawang. Yah... setelah
bertemu dengan orang yang tepat dan konsultasi selesai, kami balik lagi
kehotel untuk check out. Eh... waktu mau masuk kamar, nggak bisa dibuka
tu pintu ternyata waktu kami di hotel itu dah habis hehehehe. Langsung
aja kami berangkat kerumah mertuanya bang Hary. Aku sih nggak tahu
daerah mana tapi mereka bilang Kampung Ambon. Setelah makan siang dan
ngobrol dengan keluarga bang Hary, aku dan pak Simanjuntak pergi kerumah
familynya yang nggak jauh dari Kampung Ambon itu untuk silaturahmi.
Setelah selesai kami bertiga berangkat ke BOGOR.
Kami tiba di Bogor kira-kira
pukul 18 lewat sekian menit. Ini baru sama-sama buta lokasi semua. Ya
sudah kami jalani aja sambil cari-cari penginapan. Karena perutpun udah
keroncongan, kami masuk warung, dan bang Hary sholat, kebetulan dekat
dengan mesjid. Oh.. akhirnya aku ingat ada senior waktu SMA, yang
sekarang tinggal di Bogor. Langsung aja ku telp. dan ternyata dia bilang
akan menjemput kami. Betapa leganya perasaan ini. Tapi ketika kami
makan, ada ibu-ibu yang merekomendasikan tempat penginapan yang murah
dan bersih. Kamipun senang mendengarnya sambil senyum sumringah.
Akhirnya sang senior tiba dan
kami langsung diantarkan mencari penginapan tentunya bukan yang
direkomendasikan oleh si ibu tadi.. Penginapan dapat, check in selesai
kami langsung diajak keliling kota Bogor dan kami berhenti disebuah
warung tenda. Eh.. ternyata makan lagi. Makanan dipesan dan siap untuk
disantap. Eh... lagi-lagi makanannya
asiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin sekali. Sial kalipun dapet
makanan yang asin terus (dlm hati).
Setelah selesai kami kembali ke
penginapan, tetapi aku tidak ikut dipenginapan melainkan dirumah senior
tadi. Sambil jalan menuju rumahnya, aku ceritakan tentang rekomendasi
ibu di warung nasi itu. Ternyata penginapan yang ditawarkan adalah
penginapan yang biasa dipakai untuk *************** yah pasti kalian
sudah ngertilah. Untung saja nggak jadi.
Ingin berlama-lama tinggal di
Bogor temu kangen ama senior dan kawan-kawan yang merantau kesana, tapi
apa mau dikata tiket terlanjur dibeli dan harus pulang kembali ke Medan.
Tanggal 20 waktu untuk pulang ke Medan, kami diantar oleh senior ku ke
terminal bus menuju bandara Soeta. Sampai di bandara, kami masuk kerumah
makan untuk mengganjal perut selama perjalanan. Akhirnya aku dan Pak
Simanjuntak check in, tetapi bang Hary masih tinggal di Jakarta untuk
temu kangen dengan keluarga. Akhirnya kami berpisah disini.
Lagi-lagijadwal penerbangan
mengalami keterlambatan, walaupun tidak terlalu lama. Tapi lamanya
terasa juga karena kami check in terlalu cepat.
Pukul 18.15 pesawat take off,
dan kamipin dalam perjalan menuju medan. Selama didalam pesawat banyak
nasehat dari Pak Simanjuntak yang selain sebagai atasan dikantor sudah
saya anggap sekaligus sebagai orang tua saya.
Tapi
ada sesuatu yang aneh didalam pesawat. Coba bayangkan didalam peswat
ada lalat. Jadi teringat waktu sering nyasar klo naik gunung. Ku
ceritakan kepada Pak Simanjuntak pengalam nyasar waktu naik gunung.
Aku : Bapak tahu kalo lalat itu juga memberikan kebaikan untuk kita.
Pak Simanjuntak : Ah... masa. Mana mungkin lalat memberi kebaikan.
Aku
: Bagi kami yang hoby naik gunung dan sering nyasar,
lalat itu memberi
kebaikan Pak.VKarena jika kita dihutan dan ada lalat disekitar kita, itu
berarti kita dekat dengan perkampungan pak.
Pak Simanjuntak : Jadi... ini gimana???
Akhirnya kami tertawa dan mengambil kesimpulan kalau posisi kami dekat dengan perkampungan karena ada si lalat.
Pukul 19.50 kami tiba di
Polonia, dan langsung aja kami keluar karena Pak Simanjuntak telah
ditunggu oleh anaknya. Setelah kami bertemu dengan anaknya, kami jalan
bersama keluar dari bandara dan kamipun bersalaman dan berpisah.
Itulah perjalanan singkatku yang
ku dapat melalui Badan Narkotika Kota Binjai. Walaupun sangat singkat
tetapi sangat berarti buatku. Aku bisa jumpa dengan senior yang hampir
11 tahun nggak pernah ketemu. Aku bisa cerita dengan atasan layaknya
bapak dan anak dan yang terpenting adalah pesan dari Pak Simanjuntak
buatku dalam perjalanan karirku ke depan.
Terimakasih Pak P.Simanjuntak yang mengikiutsertakan saya dalam perjalanan ini dan terutama untuk pesan yang bapak sampaikan. Semoga dapat menjadi peta dalam perjalanan karir saya.
Terimakasih Bang Roy Tampubolon yang telah menerima kami dengan sukacita. Semoga yang abang harapkan dapat terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar